Bismillahirrahmanirrahim
Iqra’ Bismi Robbik al-Ladzi kholaq ( Bacalah dengan nama Tuhanmu yang telah menciptakan )
Blitar, Jum'at 25 Mei 2012 ± jam 15.00wib anak saya yang berumur 14 tahun tiba-tiba merasakan pandangannya berputar-putar hebat, Vertigo tinggat tinggi (kata dokter. red) dan disertai muntah-muntah secara terus menerus, pada saat itu istri saya mengira masuk angin dan memberikan obat anti masuk angin, namun setelah obat diminum tidak juga kunjung sembuh.
Takut terjadi apa-apa lalu istri memanggil bidan desa untuk pertolongan pertama, rupanya sang bidan merasa heran juga dengan sakit yang diderita anak saya, untuk memastikannya bidan tersebut menghubungi temannya yang berprofesi sebagai dokter, suara dari ujung telpon mengatakan apakah baru saja terjadi benturan di kepalanya? ... tanya sang dokter.
Setelah mendapatkan analisa dari dokter tersebut bidan menanyakan kepada anak saya, entah takut atau kenapa anak saya tidak mengaku kalau sebelumnya pernah terjadi benturan pada kepalanya, singkat cerita sang bidan menganjurkan untuk membawanya ke IGD terdekat, sambil menunggu saya datang dalam perjalanan dari Surabaya kala itu diam-diam istri saya mendatangi salah satu rumah teman anak saya dan menanyakan apakah anak saya pernah berkelahi disekolah. dan ternyata benar adanya, pada hari Selasa 22 Mei 2012 temannya Adite bilang jika anak saya di didorong ke tembok sekolah (sebut saja SMP Negeri Gandos), oleh teman sekelasnya (sebut saja Dedy Kobuset), sambil memegangi kerah baju anak saya si Dedy Kobuset ini mendorong tubuh anak saya berkali-kali, konon banyak siswa yang melihat kejadian tersebut dan salah satu siswa yang bernama (sebut saja Dani Pedrosa) kelas 8F bahkan berteriak kepada anak saya supaya menangis agar dilepaskan oleh temannya yang tengah mendorong-dorong ke tembok sambil memegangi kerah baju anak saya tadi.
Lanjut cerita ... setelah saya sampai dirumah dari Surabaya, saya dan istri langsung membawa anak saya menuju IGD RSUD terdekat di salah satu Kawedanan Kabupaten Blitar.
Sesampai di IGD langsung foto Ronsen dan CT Scan, dari hasil scan diketahui bahwa pada kepala bagian belakang telinga sebelah kiri talah terjadi pembengkakan akibat benturan, hal tersebut yang mengakibatkan anak saya mengalami vertigo hebat dan muntah-muntah secara terus menerus. Setelah penyakit diketahui anak saya langsung opname selama 6 hari untuk proses penyembuhan. Pada saat itu terus terang saya kuatir sekali dengan kondisi anak saya, karena pembekakannya terletak pada otak kecil.
Hari kedua opname saya berusaha menanyai anak saya secara detail bagaimana kronologis terjadinya peristiwa tersebut lalu siapa saja yang berada didekatnya dan melihat sehingga bisa jadi saksi jika masalah diatas saya laporkan ke polisi, selain itu rencananya saya akan mengundang media seperti tv-nya bang one dan metro news, karena biasanya jika suatu kasus sudah diekspos media maka polisi akan lebih serius menanganinya.
Saya berpikir bahwa kejadian penganiayaan yang terjadi pada anak saya ini tidak boleh dibiarkan agar menjadi pelajaran bagi siswa yang lain bahwa premanisme model apapun tidak patut dilakukan disekolah.
Namun setelah berunding dengan keluarga terutama istri maka keinginan untuk menuntut lewat jalur hukum akhirnya urung juga, hal tersebut kami lakukan semata-mata demi kemanusian, saya masih punya hati nurani, saya berpikir jika terbukti maka anak tersebut pasti akan dikirim ke penjara anak, dan itu akan mempengaruhi mental serta masa depannya, mengingat bukti-bukti kuat dan banyak saksinya, meskipun antara kejadian dan efek yang ditimbulkan berselang 3 hari, namun secara medis dokter membenarkan bahwa kejadian seperti diatas memang tidak langsung memberikan efek sakit, malah ada yang 1 tahun baru merasakan efeknya,
Bagaimanapun saya tidak boleh egois meskipun anak saya menjadi korban atas kejadian tersebut.
Kami sekeluarga menganggap bahwa mungkin ini suatu musibah bagi kami, kami berusaha untuk berlapang dada dan intropeksi diri seraya bertanya kepada Allah SWT kiranya dosa apa yang telah kami lakukan hingga mendapatkan cobaan seperti ini. Kami memaknai musibah ini semata-mata sebagai cobaan yang membuat kami berusaha semakin mendekatkan diri kepada Sang Pencipta, bagaimanapun juga semua ini atas kehendaknya, kita sebagai umat tinggal menjalaninya.
Yang ingin memberikan saran dan kritik silahkan tulis komentar dibawah ini.
Terima Kasih.
Memaknai suatu musibah
Unknown, 6/07/2012
Label:
Pernak-pernik
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
benar juga tuh kita gak boleh egois.
namun, namanya anak sendiri adalah buah hati.
kejadian apapun tergantung dari kita bagaimana cara memandangnya ya sob, semoga bisa cepat teratasi dan diberi kesabaran dengan musibah ini
happy blogging
artike/cerita menarik nih,betul kang untuk menyelesaikan masalah tidak harus nyampi ke meja hijau.apalagi untuk seorang anak anak,selama masalah itu tidak keluar dari batas.
subhanallah... betapa baiknya hati anda. :-) . jarang2 setiap orang Memaknai Suatu Musibah dengan positif. apalagi sikap anda yg pemaaf
hmm..?? biasanya dalam memaknai musibah kita mesti mawas diri.. ini agar kita dapat menelaah hikmah dan kebaikannya.. :D
Memang hak kita untuk memberikan tuntutan, akan tetapi bila didasari keikhlasan karena Allah makan Insya Allah semuanya akan lebih baik lagi sahabat
Rumit jg y kisahny, tp untng sgra dpt pnylsaianny
ikut memeriahkan suasana :D
Saya cuma mau bilang ikut prihatin saja atas kejadian tersebut gan
Subhanalloh. . .,sungguh berhati lapang bgt. . .,saluutt. . .
bnr jga ya. . .,kita hrus memaknai suatu musibah. .
merinding seluruh tubuh baca nya ..
semoga artikel ini bisa menambah ke imanan kita .
amin
masalah kita hanya kita yang dapat mengatasinya
sangat bermanfaat sobat,, trimakasih :D
musibah jg anugrah, enapa anugrah karena di balik musibah pasti ada hikmah nya
harus tetep sabar dan berusaha iklhas
semua masalah dan musibah pasti ada maknanya
hanya yang susah adalah mengambil hikmah dari sutu musibah
sabar ya mas. memang tidak mudah untuk memaafkan. lebih sabar adalah hal baik.
cerita yang bagus gan, emang dibalik musibah pasti ada hikmah
bagus sekali informasinya,
mudah-mudahan informasinya bermanfaat.
setiap masalah memang harus kita maknai sebagai musibah yang di berikan oleh allah dengan begitu kita tidak akan ada dendam antara manusia.
dalam memaknai musibah memang kita harus lebih bijaksana...
tidak hanya memikirkan kepentingan diri sendiri tapi juga orang lain.
lebih baik memaafkan....
nama nya juga anak-anak..
pasti kadang bandel juga.
artikel yang bagus...
semoga bisa di contoh oleh orang banyak dalam menyikapi sebuah musibah.
subhanallah,.,.,.
bnrn itu teh namanya dedi kobuset ??? heheh
namanya llucu ... :D
Bersama kesulitan itu ada kemudahan,sungguhlakesulitan itu ada kemudahan..
keren gan :D
yg sabar ya buat anaknya ... :)